6 Kemungkinan Penyebab Speech Delay pada Anak
Akurasi.id – Speech delay adalah masalah perkembangan pada anak tidak lancar komunikasi (bicara dan bahasa) seperti teman seusianya. Kemampuan berbicara mendukung anak bersosialisasi dengan kawannya. Banyak penyebab speech delay yang terjadi pada anak.
Jika si kecil mengalami speech delay, mereka tidak bisa menyampaikan imajinasi dan isi pemikirannya. Berbahasa menjadi salah satu perkembangan yang harus dilalui setiap bertambahnya. Sebenarnya, apa penyebab speech delay pada anak? Yuk, simak informasi berikut.
- Genetik atau keturunan
Dilansir dari jurnal Preschool tahun 2021, gejala anak speech delay antara lain pengucapan kata yang tidak jelas, sulit menjaga kontak mata saat bicara, bicara kaku dengan suara pelan, lebih sering berkomunikasi dengan gerakan, kosakata sedikit, dan kesulitan menyusun kata atau bercerita.
Salah satu kemungkinan penyebabnya adalah faktor genetik. Faktor penyebab satu ini tidak bisa diubah. Keturunan dengan riwayat keterlambatan berbicara dapat menjadikan anak memiliki kondisi serupa.
- Gangguan biologis
Penentuan penyebab keterlambatan berbicara perlu dilakukan oleh oleh dokter anak. Diagnosis ini biasanya dilakukan oleh dokter THT, psikolog, atau psikiater.
IDAI menyebutkan speech delay bisa terjadi karena gangguan pendengaran atau autisme. Bisa juga disebabkan masalah pada mulut yang mempengaruhi kemampuannya mengucapkan kata.
- Orangtua kurang ‘merangsang’ keterampilan berkomunikasi anak
Golden period adalah momen penting bagi orangtua untuk menjalankan fungsi mengasihi, mengasuh, dan mengasah anak. Anak cenderung belajar dari apa yang didengar, diucapkan, dan dilakukan orang lain.
Studi dalam jurnal Al-Shifa menyebutkan orangtua yang pasif berperan dalam terjadinya speech delay. Ini terjadi karena orangtua tidak meluangkan waktu untuk merangsang kemampuan bicara serta tidak memberi kesempatan berbicara.
- Keterikatan dengan orangtua kurang
Jalinan ikatan antara anak dan orangtua yang kuat dapat menciptakan interaksi baik di antara keduanya. Ini bisa membantu meningkatkan keterampilan anak dalam berkomunikasi dengan kata-kata.
Orangtua bisa mempererat hubungan dengan anak sejak lahir dengan cara memperhatikan anak ketika berbicara, fokus ke buah hati ketika memberi ASI, dan mengoreksi kata yang diucapkan jika kurang tepat. Bukan hanya ibu, ayah juga bisa menjadi role model dalam belajar berbicara.
- Kurangnya informasi yang didapatkan orangtua
Ilmu parenting bisa diperoleh dari pendidikan formal, seminar parenting, YouTube, konsultasi dengan pakar, podcast, ataupun media cetak. Fasilitas ini dapat dimanfaatkan untuk memahami perkembangan anak.
Orangtua perlu memahami cara si kecil belajar mengenal kata. Pola stimulasi baik untuk mencegah speech delay anak.
- Keseringan bermain gadget dan menonton televisi
Kebanyakan orangtua memberikan gadget, mainan online, dan menonton televisi untuk mencegah anak rewel. Tapi, apakah screen time pada bayi memang diperlukan? Ternyata penggunaan screen time berlebihan dapat mengurangi eksplorasi anak. Waktu yang bisa digunakan untuk membacakan cerita, mengajarkan nama benda, ataupun berkomunikasi dengan si kecil dihapuskan oleh smartphone.
Berbicara harusnya dua arah, namun digantikan oleh gadget atau televisi hanya diterima satu arah oleh anak. Tidak ada feedback ataupun bonding yang terjalin, kita juga tidak dapat mengamati ekspresinya. Motivasi anak belajar berbicara menjadi berkurang. Mengatasi speech delay perlu dilakukan dengan pemeriksaan lanjut oleh dokter, sehingga dokter bisa memberikan terapi yang sesuai dengan penyebabnya. (*)
Editor: Redaksi Akurasi.id
Sumber: Idntimes.com
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!