5 Hormon dalam Tubuh yang Membuatmu Bahagia

5 Hormon dalam Tubuh yang Membuatmu Bahagia

Akurasi.idHormon dalam tubuh adalah zat kimia di dalam tubuh hasil produksi kelenjar dalam sistem endokrin. Zat kimia tersebut akan menuju ke dalam jaringan dan organ bersama sirkulasi darah. Hormon sendiri berperan sangat penting bagi tubuh, mulai dari untuk mengatur sistem metabolisme, reproduksi, termasuk mood seseorang.

Tahukah kamu jika perasaan bahagia, semangat, hingga kesedihan yang kita rasakan dipengaruhi oleh hormon? Berfokus pada perasaan positif, berikut ini adalah beberapa hormon dalam tubuh yang berperan. Dilansir dari idntimes.com, Senin (16/08/2021), Simak, yuk!

  1. Dopamin

Dilansir Healthline, dopamin berperan besar dalam menumbuhkan motivasi. Ketika kamu bekerja keras untuk mencapai tujuan dan berhasil mendapatkannya, perasaan bahagia dan bangga berasal dari dopamin.

Menurut artikel penelitian yang diterbitkan dalam “Jurnal Sosioteknologi” tahun 2018, juga disebutkan bahwa dopamin berpengaruh dalam motivasi atlet agar tetap bekerja keras dan lebih fokus mencapai tujuan.

  1. Serotonin

Dilansir Healthline, serotonin terbuat dari asam esensial triptofan. Asam amino banyak ditemukan dalam makanan berupa keju, kacang, dan daging merah. Kekurangan triptofan dalam tubuh bisa membuat kadar hormon serotonin rendah.

Menurut laman Hormone Health Network, rendahnya hormon serotonin bisa menyebabkan gangguan mood, seperti depresi dan kecemasan.

Fungsi dari serotonin ini banyak sekali, lho, berdampak pada setiap bagian tubuh. Mulai dari emosi hingga keterampilan motorik. Serotonin dianggap sebagai penstabil suasana hati alami. Hormon ini dapat membantu tidur, makan, dan pencernaan. Serotonin juga dapat membantu:

  • Mengurangi depresi
  • Mengatur kecemasan
  • Menyembuhkan luka
  • Merangsang rasa mual
  • Menjaga kesehatan tulang
READ  Sarah Gilbert Penemu Vaksin AstraZeneca Dapat Apresiasi
  1. Oksitosin

Oksitosin adalah salah satu hormon tubuh yang berperan dalam proses reproduksi. Dijuluki sebagai “hormon cinta”, oksitosin juga berperan dalam kehidupan percintaan. Kamu yang sedang diselimuti perasaan bahagia dalam sebuah hubungan dengan pasangan tentu memiliki kadar oksitosin yang lebih tinggi.

Hal ini dibuktikan dalam studi dalam jurnal “Psychoneuroendocrinology” tahun 2012. Partisipannya adalah 60 pasangan yang baru menjalin hubungan selama 2,4 bulan, 54 pasangan yang sudah menjalin hubungan selama 6 bulan, dan 43 orang yang masih melajang.

Dari penelitian tersebut, didapatkan hasil bahwa seseorang yang memiliki perasaan kasmaran dengan pasangan memiliki kadar oksitosin yang lebih tinggi.

  1. Endorfin

Kamu pernah merasa bahagia setelah melakukan olahraga? Ternyata hal ini disebabkan oleh peningkatan kadar hormon endorfin dalam tubuh.

READ  Cara Alami Mengeluarkan Dahak di Tenggorokan

Mengutip WebMD, endorfin dapat memunculkan energi dan pikiran yang positif dalam tubuh. Diproduksi di sumsum tulang belakang dan bagian tubuh lainnya, endorfin juga bertindak sebagai penenang.

Selain itu, disebutkan juga dengan berolahraga, keuntungan yang bakal dirasakan tubuh adalah penurunan stres dan rasa cemas, serta menumbuhkan rasa percaya diri. Beberapa contoh olahraga yang bisa mencegah depresi antara lain bersepeda, menari, berenang, joging, yoga, bahkan sesimpel berkebun.

  1. Melatonin

Mengutip informasi dari artikel berjudul “Happiness & Health: The Biological Factors- Systematic Review Article” yang dipublikasikan dalam “Iranian Journal of Public Health” tahun 2014, melatonin berperan dalam menciptakan kebahagiaan dan rasa nyaman.

Selain itu, fungsi penting melatonin dalam tubuh lainnya adalah mengatur tubuh kapan waktunya terjaga dan kapan waktunya tidur.

READ  Studi: Orang yang Berjalan Cepat Lebih Panjang Umur

Itu dia lima hormon yang membantu menciptakan perasaan positif, membuatmu bersemangat dan merasa bahagia.

Agar kadar hormon-hormon tersebut tetap stabil, terapkan pola hidup sehat. Namun, bila kamu mengalami ketidakbahagiaan atau merasa mengalami gejala depresi dalam periode waktu tertentu, misalnya lebih dari tiga bulan, sebaiknya konsultasikan ke ahli kejiwaan agar bisa segera diatasi. (*)

Editor: Yusva Alam

 

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *